SketsaIndonesia.co.id, Tangerang – Besok 28 Februari 2024 Kota Tangerang akan memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-31. Sejarah Kota Tangerang sendiri telah membentang panjang bahkan mampu ditelusuri sampai 4 abad ke belakang. Berawal dari bagian peradaban Kesultanan Banten, âOmmelandenâ pada masa kolonial, sampai bertransformasi menjadi kota otonom yang modern.
Penyebutan âTangerangâ sendiri tidak bisa dilepaskan dari pengaruh relasi historis pada abad ke 17 silam. Berada di bantaran Sungai Cisadane, peyebutan Kota Tangerang diambil dari kata dalam bahasa Sunda, yakni âtanggerâ yang berarti âtanda.â Konteksnya, Kota Tangerang menjadi penanda perbatasan otonomi wilayah antara Kesultanan Banten dan pemerintah kolonial Hindia Belanda.
Berdasarkan catatan sejarahnya, pembangunan Kota Tangerang juga sengaja dibangun untuk menunjang ibu kota. Semisal, M.A.A Syahid menjelaskan bahwa Kota Tangerang sejak abad 18 telah berperan penting dalam membantu berbagai aktivitas ekonomi dan industrialisasi di Batavia (sekarang disebut Jakarta). Tidak heran, Kota Tangerag berkembang dalam proses modernisasi lebih lanjut dengan penyebutan yang populer sebagai âKota Seribu Industri, Sejuta Jasa.â
âTangerang di masa penjajahan dianggap âpinggirnya pinggiranâ (periphery of periphery), di mana Batavia menjadi pusat di Hindia Belanda. Di wilayah ini, masyarakat bumiputera dan Tionghoa mengalami eksploitasi lahan dan sumber daya (penggilingan tebu, eksploitasi lada, dan komoditas lokal lainnya), serya pembangunan penjara-penjara untuk membuang para tawanan,â tulis Mushab Abdu Asy Syahid ketika menjelaskan peran Kota Tangerang di era kolonialisme dalam bukunya âMembangun Pinggiran, Menyangga Ibukota: Arsitektur dan Infrastuktur Kolonial di Tangerang Abad 18-20.â
Selanjutnya, sejarah Kota Tangerang juga tidak bisa dilepaskan dari masa integrasi bersama daerah induknya, yakni Kabupaten Tangerang. Berkembang dengan sangat pesat, Kota Tangerang bertransformasi menjadi daerah otonom melalui beberapa tahapan penting, mulai pembentukan Kota Administratif Tangerang pada tahun 1981, sampai meningkat menjadi Kotamadya Tangerang berdasarkan UU No. 2 Tahun 1993 disertai pelantikan Djakaria Mahmud sebagai Pejabat Wali Kotamadya Tangerang.
âSetelah mempertimbangkan berbagai macam aspek, seperti aspirasi masyarakat serta perkembangan pembangunan yang sangat pesat pada masa itu, maka wilayah Kabupaten Tangerang mengalami pengembangan dengan dibentuknya Kota Administratif Tangerang. Tujuannya utamanya juga sangat jelas yakni untuk mendorong peningkatan laju pembangunan,â mengutip dari buku âTiga Dekade Sejarah dan Pembangunan Kota Tangerangâ yang diterbitkan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Tangerang.
Saat ini, kota yang bermotto âBhakti Karya Adhi Kerta Raharjaâ tersebut terus menunjukkan proses pembangunan yang signifikan dengan ditopang kekayaan heterogenitas kebudayaan yang sangat pluralis. Bahkan memasuki usia barunya tersebut, Kota Tangerang melampaui sebagai kawasan industri melainkan penghubung pusaran global-lokal sebagai âGateaway of Indonesia.â(**)